Senin, 17 November 2008

landasan fisik suara






salah satu cara dalam menjelaskan mengapa suara seseorang berbeda adalah dengan menjelaskan alat alat produksi suara.gambar.adalah sebuah diagram kerangka yang akan anda temui dalam buku buku ajar kedokteran atau fonetik. gambar ini menampilkan bagian bagian belakang mulut dan tenggorokan menuju ke bawah ke kotak suara atau pangkal tenggorokan (larinks). secara bersamaan,bagian bagian anatomi tersebut disebut alat ucap (vocal tract). ketika kita menghembuskan nafas, udara melewati paru paru menuju ke rongga mulut melalui batang tenggorokan,dan akhirnya keluar melalui bibir atau hidung. dalam pernapasan normal,aliran udara ini bebas dan tak terhalang, tetapi ketika kita berbicara kita menghalangi aliran udara tersebut dengan berbagai macam cara. pertama, udara mengalir melalui penyempitan otot di batang tenggorokan yang di bentuk oleh lipatan lipatan suara atau pita suara. pita suara ini bergerak seperti sepasang bibir. ketika batuk, kita menutupnya rapat rapat,menghalangi aliran udara yang masuk dan melepaskannya dengan tekanan. sekalipun demikian, ketika kita berbicara, kita mengangkat pita suara secara bersama sama sehingga timbul vibrasi seperti meniup raspberry dengan kedua bibir kita. suara yang kasar dan mendengung dimasukan ke dalam rongga rongga suara. rongga rongga ini dalam tenggorokan,mulut,dan hidung,menimbulkan resonansi yang di sebut forman yang memberikan kualitas seperti tuturan secara karakteristik terhadap hidung yang muncul dari mulut. namun demikian,resonansi resonansi ini mencerminkan bentuk dan ukuran rongga, sama seperti suara yang kita hasilkan seperti mengetuk gelas,tergantung pada bentuk dan volume udara.
kepekaan terhadap suara seseorang bersumber dari dua aspek berbeda dari proses suara ini. yang paling penting mungkin adalah tingkat kecepatan dasar vibrasi pita suara (frekuensi fundamental). hal ini bergantung pada panjang dan tebalnya pita suara kita. jika kita menatik sebuah karet diantara jari jari dan memetiknya, maka kita akan mendapati bahwa semakin pendek dan tipis karet itu akan menghasilkan nada yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang panjang dan tebal. demikian pula dengan pita suara. orang yang memiliki pita suara yang panjang dan tebal biasa memiliki suara yang lebih rendah daripada orang yang memiliki pita suara yang pendek dan tipis. namun,kesan yang berasal dari vibrasi kerapkali dengan persepsi aspek bunyi yang lain struktur resonan formant. resonansi terjadi karena dengungan pita suara merupakan bunyi yang kaya dan kompleks, berfrekuensi tinggi harmonik disamping frekuensi fundamental. rongga suara yang panjang dan luas akan menekankan pada nada rendah komponen komponen tambahan tersebut dan memberikan kesan suara yang lebih kaya dan mungkin denag nada yang lebih rendah.
singkat kata,ukuran rongga suara mempengaruhi timbre atau warna suara dan bukanya tinggi rendahnya nada,tetapi kedua kesan tersebut kerap sukar diuraikan oleh pendengar. hal terpenting adalah bahwa kedua aspek tinggi rendah nada yang dapat diamati tersebut tergantung pada karakteristik fisik alat uacap:karakteristik yang mencerminakan bobot dan panjangnya pita suara dan karakteristik lainnya mencerminkan ukuran dan rongga rongga suara. maka,biasanya kita menduga tinggi rendahnya nada suara seseorang mencerminkan ukuran fisik mereka.
aktifitas pita suara menimbulkan banyak aspek kualitas suara yang lain disamping nada. suara mendesah,misalnya,terjadi ketika pita suara tidak melakukan penutupan penuh saat bervibrasi.ketika berbisik,tidak ada vibrasi pita suara sama sekali, sehingga tinggi rendahnya nada dalam tuturan sepenuhnya berasal dari efek efek resonansi alat ucap.
orang orang bertubuh besar pada umumnya diasumsikan memilki alat ucap yang lebih besar dan suara dengan nada yang lebih rendah. penjelasan yang diberikan dalam buku buku ajar yang dirancang untuk para ahli bahasa dan para mahasiswa kedokteran mengklaim hal ini secara eksplisit:
seorang lelaki tinggi dan tegap cenderung memilki alat ucap yang panjang dan pita suara yang besar. kualitas suaranya akan mencerminkan panjang alat ucapnya denagn rentang frekuensi forman yang rendah sebagai penyesuaiannya,dan ciri ciri dinamik suaranya akan menunjukan dimensi dimensi dan bobot pita suaranya dengan frekuensi rendah pula.(laver dan trudgill,1997,hal.7-8).



Tidak ada komentar: